Soal – 03:
Adakah dalil-dalil dari ayat Al-Qur’an dan hadis mengenai keharusan bertaklid kepada mujtahid bagi orang awam?
Jawab:
Paling tidak ada tiga argumen yang bisa dijadikan sebagai dasar kebolehan dan keharusan bertaqlid bagi orang-orang awam – dalam masalah-masalah fiqih – kepada seorang mujtahid atau marja’. Tiga buah argumen itu ialah :
1. Sirah al-‘uqala (Tingkah laku orang-orang yang berakal)
Dalam kehidupan sehari-hari kita saksikan bahwa mayoritas masyarakat umum senantiasa mengikuti, bertaqlid dan merujuk kepada para ahli di bidangnya masing-masing. Misalnya Ketika mereka sakit, maka mereka merujuk kepada dokter spesialis tertentu, dan mereka yang bukan ahli dalam bidang elektronik ketika TV mereka rusak, maka mereka akan merujuk tempat-tempat servis TV dimana tenaga ahli terdapat disitu dan mereka siap mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh para ahli tersebut.
2. Al-Qur’an.
“Maka hendaklah kalian bertanya kepada “Ahli Dzikir” ( para ‘Ulama ) jika memang kalian tidak tahu”. (Qs.an-Nahl : 43)
Ayat tersebut menunjukkan kewajiban bertaqlid bagi orang-orang awam yang belum mencapai peringkat mujtahid kepada ahli dzikir yaitu para ulama, mujtahid dan maraji’.
3. Riwayat Imam Hasan al-Askari As
Artinya: “Adapun terhadap seorang faqih yang senantiasa menjaga dirinya dari perbuatan dosa, selalu menjaga agamanya, melawan hawa nafsunya dan selalu mentaati perintah-perintah “Maula”nya, maka diwajibkan bagi semua orang awam untuk bertaqlid kepadanya”.
Riwayat ini menjelaskan kewajiban bertaqlid bagi semua orang awam -pada masa sekarang ini- kepada seorang marja’ dan mujtahid yang sebagian syarat-syaratnya telah disebutkan dalam riwayat tersebut.