Masalah 327) Apabila seseorang menyentuh jasad manusia mati (mayat) yang telah dingin namun belum dimandikan, atau menempelkan sebagian dari tangan, kaki, wajah atau seluruh bagian tubuhnya ke bagian mana pun dari tubuh si mayat, maka dia harus mandi jika ingin melakukan salat dan amalan-amalan sejenisnya. Mandi yang demikian ini dinamakan mandi menyentuh jenazah.
Masalah 328) Menyentuh anggota tubuh yang terpisah dari tubuh jenazah setelah dingin dan sebelum dimandikan, memiliki hukum yang sama dengan menyentuh tubuh si mayat.
Masalah 329) Menyentuh anggota tubuh yang terpisah dari tubuh seseorang yang masih hidup, tidak dikenakan kewajiban mandi.
Masalah 330) Pada beberapa kasus di bawah ini, menyentuh tubuh jenazah tidak dikenakan kewajiban untuk mandi:
- Tubuh jenazah yang syahid di medan perang
- Tubuh jenazah yang belum dingin
- Tubuh jenazah yang telah dimandikan
Masalah 331) Bila kita ragu apakah jenazah telah dimandikan ataukah belum, maka dengan menyentuh jasad atau anggota tubuhnya (tentunya setelah dingin) menyebabkan kewajiban mandi, dan salat yang dilakukan tanpa mandi menyentuh jenazah adalah tidak sah. Lain halnya apabila telah mendapatkan kepastian bahwa jenazah telah dimandikan, maka menyentuh jasad atau sebagian dari anggota tubuhnya tidak menyebabkan kewajiban mandi menyentuh jenazah, meskipun kita ragu dalam keabsahan mandi jenazah tersebut.
Masalah 332) Seseorang yang memandikan jenazah, bila dia hendak melakukan salat, maka (setelah mandi menyentuh jenazah) dia harus berwudhu. Karena tidak seperti pada mandi janabah, mandi menyentuh jenazah tidak mencukupi kewajiban wudhu.[]
Sumber: Muntakhab al-Ahkam (Fatwa-fatwa Hukum Fikih, Politik, Sosial dan Budaya) Imam Ali Khamenei [ Nur Alhuda ICC 2020]