Masalah 1170) Tidak ada masalahapabila seseorang bernazar ingin beriktikaf di suatu kota tertentu, dengan catatan iktikaf di kota itu memiliki nilai rujhan (preferensi atau nilai lebih).
Masalah 1171) Tidak ada halanganuntuk beriktikaf pada selain empat masjid(Masjid al-Haram, Masjid al-Nabi, Masjid Kufah dan Masjid Bashrah (masjid jami atau selainnya) dengan niat raja’ (berharap keridhaan Allah).
Masalah 1172) Dibenarkan iktikaf di setiap masjid dengan syarat niat raja’ pada selain empat masjid yang disebutkan artinya dengan harapan memperoleh keridhaan Allah dan tidak terkhusus pada masjid jami saja karena boleh jadi satu kota terdapat beberapa masjid jami.
Masalah 1173) Apabila dalam satu kota terdapat dua atau beberapa masjid jami maka ia dapat melakukan iktikaf dimana pun yang ia suka dengan niat raja’.
Masalah 1174) Masjid jami adalah sebuah masjid yang dibangun untuk perkumpulan masyarakat umum dan tidak diperuntukkan secara khusus untuk kelompok atau daerah tertentu.
Masalah 1175) Tidak masalahmelakukaniktikaf di masjid-masjid kampus dengan niat raja’.
Masalah 1176) Selainruangbawah tanah, mihrab dan loteng masjid, dan tempat-tempat lain yang tidak jelas bagian masjid atau tidak, iktikaf tidak sah.
Masalah 1177) Loteng masjid dihukumi bagian dari masjid kecuali diketahui kemudian tatkala wakaf masjid, loteng tidak termasuk yang diwakafkan.
Masalah 1178) Tidak dibenarkaniktikaf di halaman masjid apabila ia tidak termasuk bagian dari masjid.
Masalah 1179) Apabila seseorang mengambil tempat orang lain tanpa izin (ghasab), meski sesuai dengan prinsip kehati-hatian, ia telah melanggar, namun iktikafnya sah dan tidak ada kaffarahnya.
Masalah 1180) Apabila iktikaf dalam sebuah masjid tiba-tiba ada halangan untuk melanjutkan iktikaf di masjid itu maka iktikafnya batal. Apabila iktikafnya adalah iktikaf wajib maka ia harus mencari masjid lain atau tetap iktikaf pada masjid yang sama setelah menghilangkan halangan yang ada atau menggantinya (qadha) di waktu yang lain.