Hukum-hukum Kafarah

Masalah 1065) Bila pelaku puasa dalam satu hari melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa secara berulang-ulang, maka dia hanya dikenai kewajiban untuk membayar satu kafarah. Memang jika hal yang dia lakukan adalah berupa persetubuhan atau masturbasi, maka berdasarkan ihtiyath wajib dia harus membayar kafarahnya sebanyak dia melakukan persetubuhan atau masturbasi.

Masalah 1066) Seseorang yang membatalkan puasanya secara sengaja, jika setelah itu dia pergi melakukan perjalanan (safar), kewajibannya untuk membayar kafarah tetap tidak akan gugur darinya.

Masalah 1067) Bila seseorang terbangun dari tidur dalam keadaan janabah dan dia mengetahui tentang kejunuban dirinya namun dia tidak melakukan tayamum ataupun mandi hingga sebelum fajar lalu dia memutuskan bahwa setelah terbit fajar dia akan melakukan sebuah perjalanan untuk melarikan diri dari puasa, dan dia pun telah melakukan hal ini, maka hanya dengan keputusannya pada malam hari untuk melakukan perjalanan pada keesokannya tidaklah cukup untuk menggugurkan kewajibannya membayar kafarah.

Masalah 1068) Seseorang yang telah dikenai kewajiban untuk membayar kafarah, tidak ada keharusan baginya untuk membayar kafarahnya dengan segera, tetapi tidak ada juga kebolehan baginya untuk menundanya sehingga dikatakan telah meremehkan dalam melaksanakan kewajiban.

Masalah 1069) Kafarah wajib, jika belum juga dibayar hingga selang beberapa tahun, tidak akan ada sesuatu yang bertambah atasnya.

Masalah 1070) Berkaitan dengan kafarah puasa, tidak ada kewajiban untuk melaksanakan secara tertib antara puasa kafarah dengan puasa qadha.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Jadwal Salat Kota Jakarta